Thursday, November 17, 2011

Layak kah kita mengeluh atas hidup kita..???


Malam semakin gelap, dingin yang menusuk kulit sampai ke dalamnya membuat kulitku seakan mengering, otak pun serasa membeku, hati semakin galau. Yaahh…. Semakin malam memang semakin galau. Entah apa yang terpikirkan di benakku, tiba-tiba galau. Inget pho-pho buat serasa mau nangis, inget keluarga pun sedih, ditambah banyak tekanan yang datang terus. Lengkap lah sudah malam ini… 

Aku mulai mengasihani hidupku sekarang, air mata mulai mengalir disertai dengan pertanyaan di dalam kepalaku “kenapa Tuhan!!kenapa harus begini??aku capee… aku lelahh dengan semuanyaa….”  yang terus terngiang,

semakin kutanyakan pertanyaan itu dalam hati, semakin dalam kalimat itu menusuk ke dalam dan terasa sampai ke seluruh tubuhku. Air mata pun semakin deras mengalir membasahi bantalku, udah kayak iler. Sambil nyanyiiin lagu kau Allah yang tiada mengingat lagi, segala kesalahanku yang telah Engkau ampuni.. “ entah ada hubungan atau tidak lagu itu dengan kegalauanku, tapi yang jelas semakin nyanyi semakin galau. Huft…. 

Tiba-tiba mata ku tertuju pada BB yang ada di sebelah bantal, kulihat ada lampu merah menyala.. ternyata group. Males liat… tapi dengan isengnya sambil galau lihat resent update orang, tiba-tiba mataku tertuju pada updatean status seorang temenku.

Dia Cuma nulis “kangen mama.” 

langsung saja pikiranku searching dan mulai flash back, dia temen kampusku dulu, sekarang dia ud resign dan kerja. Aku ingat dulu waktu ke rumahnya untuk jemputin dia pergi makan, ada seorang nenek-nenek yang sudah lumayan tua mungkin kira lebih setengah abad umurnya menyambut kami di depan pintu. Rambutnya pendek dan sudah hampir memutih semuanya,

aku pun bertanya “angelnya ada?” dia pun menjawab “sebentar yaa…”.

Temenku pun itu keluar dan ikut bersama kami, aku pun sempat bertanya kepadanya “itu nenek lu ya tadi?” dia pun menjawab “itu nyokap gw.hahaha”.   

aku pun terkejut, sambil otakku mulai berkontraksi memikirkan berjuta-juta kemungkinan. 

Setelah sampai di pancoran kami jalan kaki untuk cari makan, sambil di jalan dia cerita kalau dulu dia sering datang bersama dengan papa dan mamanya jalan ke sini ketika papanya masih hidup, dia membawa kami berkeliling sekitar pancoran dan gedung yang lumayan sudah tua dan ternyata itu dulunya seperti mall masih ada tempat permainan dan bioskop yang uda ga pernah dipakai lagi. 

Dia cerita dulu dia sering dibawa orang tuanya datang untuk jalan dan main, astaga…… hatiku mulai teriris, bertapa mirisnya tempat ini. Aku ga pernah ngebayangin jalan di tempat seperti ini yang sama sekali ngga ada asik-asiknya dan permainan anak kecil yang sudah benar-benar kuno jauh banget kalo dibandingkan dengan timezone yang dulu waktu kecil aku sering datengin untuk menghabiskan duit berpuluh-puluh ribu tapi di sana permainan yang sungguh sederhana hanya 500-1000 katanya pergames dulunya. 

Dia bawa kami ke pertokoan yang dipenuhi tulisan cina dan toko-toko obat seperti ke cina tahun 70an. Ternyata di tempat seperti ini dulu dia menghabiskan waktu bersama keluarganya, bahkan membayangkan ada tempat seperti itu pun ngga. Aku yang biasa ke mall bener-bener sungguh beruntung jika dibandingkan dengan mereka, bisa naik mobil dan pulang tidak dengan tangan kosong serta makan di restoran di dalam mall.

aku mulai berpikir, dia yang hidup seperti ini bisa selalu happy di depan semua orang. Mengapa aku yang harusnya hidupku jauh lebih baik darinya tidak pernah bersyukur? Tetes air mata yang sempat terhenti pun mulai mengalir lagi membasahi pipiku, namun bukan karena kegalauan yang kurasakan. Tapi rasa syukur mulai memenuhi ruang hatiku, aku mulai menangis bersyukur aku bisa hidup seperti ini. 

Temenku yang hidup seperti itu pun bisa selalu bahagia dengan hidupnya, meskipun ayahnya sudah tiada, tapi dia tak pernah mengeluh. Dia malah semakin mencintai ibunya, ibunya adalah 1-1nya orang yang terpenting yang ada di hidupnya sekarang. Entah apa yang dipikirkannya sekarang, namun aku sadar waktu yang dimilikinya untuk tetap bersama ibunya itu ga akan lama lagi dan apa yang akan terjadi 20 tahun lagi kalau saja  1-1nya orang yang dimilikinya di dalam hidup ini sudah tiada? 

Dia akan hidup sebatang kara di dunia ini tanpa ada orang yang akan mengasihaninya dan jadi tempat senderannya di dunia ini lagi. Aku masih bersyukur masih mempunyai orang tua yang lengkap dan relative muda dibandingkan dengan orang tua temanku dan aku mempunyai banyak keluarga dekat. 

KETIKA ENGKAU TAK PERNAH BERSYUKUR DAN SELALU MENGELUH AKAN HIDUPMU, INGATLAH BAHWA DI LUAR SANA MASIH ADA ORANG LAIN YANG MENDAMBAKAN MEMILIKI KEHIDUPANMU.


0 comments:

Post a Comment