STUDI KASUS KECELAKAAN TOYOTA RAV4(RIO HARTANTO,NIKITA PUTRI,ERFIN JANUAR)

pasti banyak yang tau tentang cerita tentang kecelakaan yang menimpa anak klas XI SMA IPTO februari lalu.
 terkhususnya warga dan murid sesama sekola swasta di jakarta dan sekitarnya yang menjadi berita heboh beberapa minggu.  

"kecelakaan dahsyat ini terjadi di flyover Kuningan(menggunakan mobil Toyota Rav4). Kecelakaan maut ini menjadi sangat ramai di forum-forum seperti facebook, kaskus, dll. Kecelakaan maut Rio Hartanto, Nikita Putri, dan Ervin Januar ini memakan tiga korban tewas, Toyota Rav4 juga hancur. Kecelakaan yang tragis, korban ngebut-ngebutan.

Tiga korban tewas yaitu Rio Hartanto (18) yang bertindak sebagai pengemudi, Alvin Januar (17), dan Nikita (17). Dua korban luka parah adalah Lessla (17) yang dirawat di RSCM dan Nicholas Christlanto (16) dirawat di RS MMC Kuningan. (dikutip dari: http://bataviase.co.id/node/111872 /)

Kasus ini menjadi rumit setelah kabarnya keluarga Nikita Putri menuntut keluarga  Rio Hartanto yang dianggap sebagai pengemudi mobil Toyota Rav4 tersebut. Namun sebenarnya pembeberan media selama ini kebanyakan salah. Misalnya umur Rio hartanto di media ada yang menyebutkan 19, 18 tahun. Namun kenyataannya dia masih 17 tahun."

banyak juga komentar" para blogger tentang kasus ini, komentar" tersebut yang buat gw jadi tertarik untuk cari informasi lebih jauh tentang kasus ini. ada komen dari salah satu blogger di situs salah satu berita nasional yang mengatakan begini : "jangan salahkan tikungan atau mobilnya, sudah jelas2 anak muda tidak bisa mengendalikan emosi,ngebut malam2 dijalan raya tengah malam ditikungan lagi.memangnya ngga bisa ngerem..??tikungan uda lama ada di situ,jadi ngapain salahin tikungan.klo nghebut ya gitu taruhannya.lagian msih 17 tahun siapa yang kasih izin ngebawa mobil...??memangnya sudah bisa bawa mobil y anak sekecil itu..." begitulah salah satunya komentar yang buat gw panas bacanya. gw ga setuju dengan komentar orang ini, dia hanya orang yang sok tau yang ga bisa ngebawa mobil. padahal sudah jelas2 pada judul berita tersebut dituliskan bahwa pihak toyota memang mengakui adanya indikasi kegagalan produksi mengingat semua produk RAV4 tahun 2009/10 sudah ditarik peredarannya di amerika serikat karena terdapat masalah pada pedal gasnya.dia masih tidak sadar klo artikel itu lagi ngomongin kesalahan produksi,trus dia juga pasti kaga tau klo anak umur 17 tahun di indo uda punyak hak dapetin SIM A dan setiap orang yang punya SIM A berhak membawa mobil sendiri.membuktikan dia tidak cukup pendidikan untuk berkomentar tapi masih sok dewasa. pertanyaan terbesar adalah : "Apakah dia ngerti tentang berkendara?" dia juga nyaranin untuk ngerem kalo lagi ngebut ditikungan, dan saya pun akan menjawab klo ANAK UMUR 17 TAON SPERTI RIO AJA NGERTI KLO DITIKUNGAN MENGGUNAKAN MOBIL LOW GRAVITY SEPERTI TOYOTA RAV4 KLO NGEREM, MOBIL BAKAL TERGULING.mungkin itu juga yang merupakan alasan rio tidak ngerem pada saat akan menabrak tikungan. menurut gw,tindakannya yang tidak mengerem itu lah yang menyebabkan dia menyelamatkan LYSIA KOSASIH dan NICHOLAS CHRISTIANTO yang merupakan penumpang dibelakang. karena mobil hanya hancur dibagian depan yang menyebabkan rio terhempas ke luar mobil. itu juga membuktikan bahwa ketika itu mobil berhenti mendadak karna menghantam pembatas rumah dan mobil tidak berguling meskipun sudah terbang beberapa meter melalui flyover jalan tersebut.terdapat bukti bahwa pengemudi telah mengerem pada saat lintasan lurus sejauh 17 meter,tetapi pada saat tikungan dia tidak membanting stir sambil menginjak rem. itu artinya: penumpang belakang hanya akan bertumbukan dengan bangku bagian depan dan pintu bagian samping. semua itu sudah cukup membuktikan bahwa RIO HARTANTO(driver) sudah cukup berpengalaman dalam mengemudi. Dia telah menyelamatkan nyawa pacarnya (LYSIA) meskipun dia harus terhempas ke luar mobil dan didapati pada kanopi lantai 2 rumah tersebut. coba bayangkan saja qta ngemudiin mobil pada kecepatan tertentu pada jalan tol, ya jelas lah ya.. kalo bawa mobil lewat jalan tol pake kecepatan rendah bisa2 dihujat sama orang2, karna jelas bahwa jalan tol adalah jalan bebas hambatan yang menuntut pengemudinya menggunakan kecepatan tinggi. dan pada saat akan berbelok keluar jalan, tiba2 pedal gas ga mau balik. penggunaaan rem di jalan lurus masih wajar dan memang dilakukan karna ada bukti ada bekas pengereman sepanjang 17 meter pada lintasan lurus tetapi ketika menghadapi tikungan tidaklah mungkin untuk menggunakan rem untuk nge-DRIFT dengan mobil setinggi itu, kalo ada pada posisi tersebut michael schumacer aja mungkin engga bisa ngelakuin apa2.dan itu jelas2 adalah kesalahan produsen mobil yang digunakan. kesimpulan yang didapat adalah : komentator diatas hanya asal sebut dan untuk menuhin kolom komentar mengingat betapa sangat tidak mendasar pada semua bukti yang ada. padahal dia ga tau betapa sangat sepihak dan menyudutkan komentarnya yang ASAL tersebut.

gw juga cari tau tentang asal usul mobil yang dikendarai rio, mobil RAV4 yang ada di indonesia ternyata bukan di import langsung oleh PT Toyota Astra Motor. semua RAV4 yang beredar di indonesia merupakan pekerjaan dari importir umum yang mengimport mobil tersebut dari jepang dan australia. karena izin pada IU RAV4 hanya terdapat berkas import dari jepang dan australia.dan pada negara2 tersebut belum ada recall mobil yang dilakukan TOYOTA seperti yang terjadi di AMERIKA SERIKAT.

 bukti terbaru juga menyatakan bahwa pedal gas pada mobil yang mengalami kecelakaan tersebut tidak bisa kembali ke atas. tetapi pedal rem nya tidak didapati masalah. gw juga cari2 info di situs blog otomotif, ternyata TOYOTA uda merecall smua mobil karna terdapat masalah sticking acceleration pedal gas pada RAV4 yang menyebabkan pedal gas tidak kembali ke posisi semula ketika sudah mencapai kecepatan tertentu.

gw turut berduka cita dan bersimpati sedalam-dalamnya atas meninggalnya RIO HARTANTO, NIKITA PUTRI DAN ELFIN JANUAR.

 semoga arwah mereka dapat diterima disisiNya.. 

(RALAT TENTANG KASUS INI ADA DI POST BAGIAN ATAS DENGAN JUDUL INFO TERBARU KASUS TOYOTA RAV4 ATAU KLIK DI SNI